Sejak mula proses komunikasi senantiasa terjalin berdampingan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, salah satu ilmu pengetahuan paling mula adalah penemuan bahasa yang berhasil menjadikan dirinya sebagai sebuah konsensus yang disepakati oleh bangsa-bangsa kuno. Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi yang berhubungan dengan komunikasi mulai memberikan warna pada proses itu.
Jika seorang manusia gua diberitahu bahwa ada suatu masa ketika ia akan bisa melihat orang-orang dan kebudayaan yang sama sekali asing dalam sebuah kotak kecil, maka ia akan tertawa dan berkata bahwa orang itu sudah gila. Tapi seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi menunjukkan bahwa “memasukkan orang-orang” ke dalam kotak kecil bukanlah hal yang tidak mungkin. Dan jauh sebelum orang-orang mulai tersadar, Marshall MacLuhan (1911-1980) telah meramalkan akan datangnya desa global yang dihuni oleh manusia-manusia global.
Dalam disertasinya yang berjudul “Human Replay” (1979), Paul Levinson, seorang sarjana komunikasi berkebangsaan Inggris mengemukakan teori Darwinian tentang evolusi teknologi media yang menarik, yakni bahwa segala bentuk media pada akhirnya akan menjadi lebih mirip dengan manusia : memfasilitasi komunikasi semakin lama semakin mirip dengan bagaimana manusia memproses informasi secara “natural”. Suara lewat telepon menggantikan tulisan dalam telegraf, teknologi fotografi warna menggantikan fotografi hitam-putih, teknologi audio-visual secara perlahan namun pasti menggeser teknologi audio radio.
Terkadang, suatu ide terlalu besar bagi sebuah medium untuk memfasilitasinya. Karena itu manusia terus berusaha dan mengupayakan agar standar-standar itu terus meningkat dan dapat setidaknya mendekati apa yang mereka impi-impikan. Sebagai contoh, teknologi 3D yang muncul di film Avatar (2009) yang disutradarai oleh Joe Cameron merupakan suatu lompatan besar dalam dunia sinematografi. Mereka berhasil membawa ke level yang sama sekali berbeda, menggabungkan animasi dan real object, menjadi sebuah tayangan 3D luar biasa.
Di dunia jejaring sosial, kehadiran internet telah mampu memfasilitasi situs yang dapat menghubungkan segala macam orang di berbagai belahan dunia dengan tingkat interkonektivitas dan interaktivitas yang sangat tinggi. Dua tahun lalu barangkali baru sedikit orang yang memakaifacebook, dan lebih sedikit lagi yang mengenaltwitter. Namun kini orang-orang telah banyak menggunakan jasa layanan situs pertemanan itu, mengenal kelebihan dan kekurangan masing-masing layanan. Hal ini ditangkap sebagai sebuah peluang bagipr ovider telepon seluler, yang memudahkan pemakaian internet dari fasilitas yang tersedia. Belum lagi semakin populernya smartphone blackberry menjadikan tingkat penggunaan situs jejaring sosial itu semakin tinggi. Video porno orang-orang mirip artis yang belakangan santer terdengar di televisi, tidak akan semenghebohkan itu jika tidak lebih dahulu ter-upload lewat internet dan semakin mendapat popularitas berkat tulisan para pengguna situs jejaring sosial tersebut. Dari ilustrasi tersebut, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa sangat dimungkinkan terhadap hubungan yang bersifat timbal balik antara perkembangan teknologi dan pola-pola komunikasi yang berlangsung.
No comments:
Post a Comment